Veren Valencia
Sunday, October 6, 2019
Tuesday, March 12, 2019
Proses Intergrasi dalam Sistem Informasi Perusahaan
Pada artikel kali ini saya akan membahas beberapa pertanyaan seputar proses integrasi yang ada di dalam sistem informasi perusahaan berdasarkan pertanyaan yang diberikan dari buku Integrated Business Process with ERP Systems.
1. Jelaskan berbagai strategi untuk proses pengadaan, pemenuhan, dan produksi.
Proses pengadaan ditimbulkan oleh persyaratan dari proses pemenuhan, material dan production planning process. Ada 2 strategi disini yaitu procure to stock dan procure to order.
a. procure to stock
Ini dipicu oleh pemenuhan barang dagangan dan proses perencanaan produksi barang mentah. Proses pemenuhan dieksekusi untuk menyelesaikan pesanan dari customer dan untuk mengatur serta menjaga persediaan barang dagangan. Procure to stock menggunakan persediaan barang sebagai penyangga antara proses pemenuhan, material dan proses perencanaan produksi untuk memisahkan mereka sebagai proses yang individual untuk mengurangi ketergantungan antar tiap proses.
b. procure to order
Ini dipicu oleh proses perencanaan material namun tidak mengatur persediaan material. Pemenuhan memicu proses pengadaan saat strategi dilakukan di perusahaan untuk medagangkan barang. Produksi memicu proses pengadaan saat strategi dilakukan di perusahaan untuk bahan mentah.
Pada proses pemenuhan ada strategi sell from stock. Sebelumnya proses pemenuhan ada karena dipicu oleh permintaan oleh customer dan itu menggunakan banyak proses yang berbeda untuk memenuhi pesanan dari customer. Strategi sell from stock digunakan untuk mengecek ketersediaan prosedur untuk menentukan ketersediaan dari barang-barang yang ada di dalam gudang dan tanda terima yang telah direncanakan dari kedua proses produksi dan proses pengadaan. Strategi ini menggunakan barang-barang sebagai penyangga antara proses pemenuhan, pengadaan, dan proses perencaaan produksi untuk memisahkan mereka sebagai proses yang individual untuk mengurangi ketergantungan antar tiap proses.
Berikutnya yang terakhir adalah strategi untuk proses produksi. Strateginya dibagi menjadi dua yaitu make to stock dan make to order. Proses produksi dipicu oleh proses yang terlibat dalam proposal pengadaan guna dalam membuat dan membeli bahan yang diperlukan untuk memenuhi permintaan dari customer.
1. Make to stock : Dalam strategi ini, pesanan customer diisi menggunakan inventaris yang ada dan isinya adalah barang yang sudah jadi. Perusahaan yang menggunakan strategi ini biasanya menghasilkan produk yang serupa dan jumlahnya dalam jumlah yang besar. Waktu yang diselesaikan untuk memenuhi pesanan dari customer dikurangi dengan menerapkan strategi ini.
2. Make to order: Order penjualan memicu produksi barang jadi ini dan membutuhkan barang setengah jadi untuk dipergunakan. Persediaan untuk bahan yang diproduksi perusahaan tidak diatur.
Biasanya perusahaan yang menggunakan strategi ini memproduksi produk-produk yang unik.
2. Jelaskan peran inventaris dalam mengurangi saling ketergantungan antar proses.
Jalur material dibatasi oleh kapasitas unit pemrosesan dan kinerja keseluruhan sistem sering kali bergantung pada kapasitas beberapa proses pembatas. Desain jaringan produksi yang ketat dibuat dan ditujukan untuk mengoordinasikan kapasitas produk di semua unit di bawah operasi normal, tetapi variabilitas dalam kondisi pemrosesan sering menciptakan hambatan temporal yang memengaruhi kinerja jaringan produksi. Ini adalah praktik umum dalam industri untuk mengalokasikan unit penyimpanan dalam beberapa tahap jaringan produksi untuk memisahkan produksi pada sebuah bagian yang berturut-turut.
Peran inventaris ini adalah untuk mengurangi ketidaksesuaian temporal antara ketersediaan barang dan permintaan dari customer serta juga dalam proses-prosesnya. Berbagai jenis persediaan dilakukan untuk berbagai tujuan. Pentingnya inventaris juga untuk mengurangi saling ketergantungan antar unit dengan menunda pembentukan kemacetan dan meningkatkan pemanfaatan kapasitas.
Referensi:
http://www.softwareshortlist.com/erp/articles/erp-applications/make-to-order-vs-make-to-stock-implications-for-your-erp-system/
https://scheer-nederland.nl/best-practices/bp-bydesign/industry-scenarios-bydesign/procure-to-pay-for-stock-items/
1. Make to stock : Dalam strategi ini, pesanan customer diisi menggunakan inventaris yang ada dan isinya adalah barang yang sudah jadi. Perusahaan yang menggunakan strategi ini biasanya menghasilkan produk yang serupa dan jumlahnya dalam jumlah yang besar. Waktu yang diselesaikan untuk memenuhi pesanan dari customer dikurangi dengan menerapkan strategi ini.
2. Make to order: Order penjualan memicu produksi barang jadi ini dan membutuhkan barang setengah jadi untuk dipergunakan. Persediaan untuk bahan yang diproduksi perusahaan tidak diatur.
Biasanya perusahaan yang menggunakan strategi ini memproduksi produk-produk yang unik.
2. Jelaskan peran inventaris dalam mengurangi saling ketergantungan antar proses.
Jalur material dibatasi oleh kapasitas unit pemrosesan dan kinerja keseluruhan sistem sering kali bergantung pada kapasitas beberapa proses pembatas. Desain jaringan produksi yang ketat dibuat dan ditujukan untuk mengoordinasikan kapasitas produk di semua unit di bawah operasi normal, tetapi variabilitas dalam kondisi pemrosesan sering menciptakan hambatan temporal yang memengaruhi kinerja jaringan produksi. Ini adalah praktik umum dalam industri untuk mengalokasikan unit penyimpanan dalam beberapa tahap jaringan produksi untuk memisahkan produksi pada sebuah bagian yang berturut-turut.
Peran inventaris ini adalah untuk mengurangi ketidaksesuaian temporal antara ketersediaan barang dan permintaan dari customer serta juga dalam proses-prosesnya. Berbagai jenis persediaan dilakukan untuk berbagai tujuan. Pentingnya inventaris juga untuk mengurangi saling ketergantungan antar unit dengan menunda pembentukan kemacetan dan meningkatkan pemanfaatan kapasitas.
Referensi:
http://www.softwareshortlist.com/erp/articles/erp-applications/make-to-order-vs-make-to-stock-implications-for-your-erp-system/
https://scheer-nederland.nl/best-practices/bp-bydesign/industry-scenarios-bydesign/procure-to-pay-for-stock-items/
Sunday, March 10, 2019
Sistem Informasi Perusahaan
Saya akan membahas beberapa pertanyaan dari Ujian Tengah Semester Enterprise Information System.
Ada tiga jenis data dalam sistem perusahaan dan keterkaitan diantara mereka.
1. Organizational Data
Data ini berhubungan dengan Financial Accounting dan berisi client, company code, dan business area.
- Client: organisasi tertinggi dalam perusahaan (sistem).
- Company code: representasi client yang terdiri dari banyak perusahaan (tingkat menengah dalam organisasi).
- Business area: divisi-divisi internal dalam enterprise yang digunakan untuk menetapkan area pertanggungjawaban supaya sesuai dengan requirement untuk external reporting pada suatu segmen (divisi enterprise).
2. Master Data
Data utama yang harus dibuat dengan benar supaya transaksi dapat dilakukan. Data ini tersimpan terpusat dan digunakan dalam sistem SAP. Master data terdiri dari vendor master data, purchasing info record, material master data, condition master data, output master data.
3.Transaction Data
Data yang mendeskripsikan sebuah event dan biasanya dideskripsikan dengan verbs. Transaction data selalu punya dimensi waktu dan nilai numerial.
Typical: 1. Financial: orders, invoices, payments
2. Work: plans, activity records
3. Logistics: deliveries, storage records, travel records.
Key organizational data di financial accounting ada beberapa, sebelumnya saya akan menjelaskan bahwa ada 2 jenis accounting dalam organizational data. Yang pertama adalah financial accounting yang mengurus data-data keuangan eksternal yang berdampak pada perusahaan sedangkan yang kedua adalah management accounting yang mengurus bagian internal pembukuan keuangan. Berikut adalah beberapa kuncinya:
1. General ledger account : untuk merekam dampak finansial pada langkah-langkah proses bisnis.
2. Account payable accounting : berhubungan dengan proses procurement.
3. Account receivable accounting : berhubungan dengan proses fulfillment dan untuk mengelola utang pelanggan.
4. Bank ledger account : berhubungan dengan perekaman data transaksi bank.
5. Asset accounting : merekam data pembelian, pemakaian, pembuangan asset.
Dalam sistem informasi perusahaan juga ada 3 jenis level purchasing yaitu:
1. Enterprise level purchasing : disebut juga cross company code purchasing organization dan merupakan tipe yang tersentralisasi. Pada tipe purchasing company, hanya ada satu purchasing organization untuk satu enterprise. Pada model ini purchasing organization ditempatkan pada setiap plant bukan setiap company code. Tipe ini, enterprise tidak bisa bereaksi cepat untuk perubahan lokal.
2. Company level purchasing organization : disebut juga cross plant model. Model ini bertanggung jawab kepada beberapa plant pada satu company code. Biasanya diterapkan enterprise dan kurang tersentralisasi karena dimiliki oleh setiap company code artinya banyak purchasing organization dalam satu enterprise (satu enterprise punya satu atau lebih company code). Dilakukan untuk mempermudah pajak.
3. Plant level purchasing organization : memiliki sifat paling desentralisasi, biasa disebut plant specific purchasing organization. Setiap plant punya purchasing organization sendiri. Tipe ini mampu untuk menyesuaikan praktik dan kondisi lokal favorit sehingga dapat membuat penawaran terbaik.
Dalam proses fulfillment ada beberapa kunci-kunci elemen dalam proses pemenuhannya yaitu sebagai berikut.
a. Hubungan antara quotations dan sales orders.
Dua quotations dapat digunakan untuk membuat satu sales order dan satu quotations dapat digunakan untuk membuat dua sales orders (dengan perbedaan kebutuhan).
b. Hubungan antara sales orders dan deliveries.
Dua sales orders dapat digabungkan menjadi satu pengiriman (dengan karakteristik yang sama) dan juga bisa membagi satu sales order kedalam dua pengiriman saat mengirim ke wilayah geografis yang berbeda.
c. Hubungan antara deliveries dan transfer requirements
Dua pesanan pengiriman dapat digabungkan kedalam satu pesanan transfer (pengelompokkan pesanan sesuai area tertentu). Satu pengiriman dapat menghasilkan dua pesanan transfer.
d. Hubungan antara deliveries dan billing documents
Beberapa pengiriman dapat digabungkan dalam satu billing documents. Proses ini hanya dapat digunakan saat pengiriman memiliki karakteristik yang sama sehubungan dengan pembayar, tanggal penagihan, dan lokasi tujuan. Sebaliknya satu pengiriman dapat menghasilkan banyak faktur (billing documents). Proses ini yang terjadi saat ketentuan pembayaran untuk barang-barang dalam pengiriman berbeda.
Dampak keuangan dari langkah-langkah proses produksi.
1. Authorize production : dikarenakan pesanan produksi termasuk perkiraan awal untuk berbagai biaya komponen (material & overhead). Biaya-biaya terkait dengan akun yang sesuai dalam buku besar. Misal: sebagai akun konsumsi material.
2. Good issue : karena akun buku besar umum terpengaruh, dokumen FI dibuat untuk mencatat data akutansi keuangan.
3. Confirmations : akan ada konfirmasi yang berhubungan dengan pekerjaan produksi soal siapa yang menyelesaikan dan pekerjaan apa saja yang telah diselesaikan perusahaan tentu akan memberikan gaji pada pekerja.
4. Good receipt : tanda terima akan menunjukkan biaya yang dikeluarkan untuk penyimpanan, tergantung produknya. Menyesuaikan juga supaya jumlah barang sesuai dengan yang direncanakan.
5. Completion : menunjukkan keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk tahap produksi.
4. Bank ledger account : berhubungan dengan perekaman data transaksi bank.
5. Asset accounting : merekam data pembelian, pemakaian, pembuangan asset.
Dalam sistem informasi perusahaan juga ada 3 jenis level purchasing yaitu:
1. Enterprise level purchasing : disebut juga cross company code purchasing organization dan merupakan tipe yang tersentralisasi. Pada tipe purchasing company, hanya ada satu purchasing organization untuk satu enterprise. Pada model ini purchasing organization ditempatkan pada setiap plant bukan setiap company code. Tipe ini, enterprise tidak bisa bereaksi cepat untuk perubahan lokal.
2. Company level purchasing organization : disebut juga cross plant model. Model ini bertanggung jawab kepada beberapa plant pada satu company code. Biasanya diterapkan enterprise dan kurang tersentralisasi karena dimiliki oleh setiap company code artinya banyak purchasing organization dalam satu enterprise (satu enterprise punya satu atau lebih company code). Dilakukan untuk mempermudah pajak.
3. Plant level purchasing organization : memiliki sifat paling desentralisasi, biasa disebut plant specific purchasing organization. Setiap plant punya purchasing organization sendiri. Tipe ini mampu untuk menyesuaikan praktik dan kondisi lokal favorit sehingga dapat membuat penawaran terbaik.
Dalam proses fulfillment ada beberapa kunci-kunci elemen dalam proses pemenuhannya yaitu sebagai berikut.
a. Hubungan antara quotations dan sales orders.
Dua quotations dapat digunakan untuk membuat satu sales order dan satu quotations dapat digunakan untuk membuat dua sales orders (dengan perbedaan kebutuhan).
b. Hubungan antara sales orders dan deliveries.
Dua sales orders dapat digabungkan menjadi satu pengiriman (dengan karakteristik yang sama) dan juga bisa membagi satu sales order kedalam dua pengiriman saat mengirim ke wilayah geografis yang berbeda.
c. Hubungan antara deliveries dan transfer requirements
Dua pesanan pengiriman dapat digabungkan kedalam satu pesanan transfer (pengelompokkan pesanan sesuai area tertentu). Satu pengiriman dapat menghasilkan dua pesanan transfer.
d. Hubungan antara deliveries dan billing documents
Beberapa pengiriman dapat digabungkan dalam satu billing documents. Proses ini hanya dapat digunakan saat pengiriman memiliki karakteristik yang sama sehubungan dengan pembayar, tanggal penagihan, dan lokasi tujuan. Sebaliknya satu pengiriman dapat menghasilkan banyak faktur (billing documents). Proses ini yang terjadi saat ketentuan pembayaran untuk barang-barang dalam pengiriman berbeda.
Dampak keuangan dari langkah-langkah proses produksi.
1. Authorize production : dikarenakan pesanan produksi termasuk perkiraan awal untuk berbagai biaya komponen (material & overhead). Biaya-biaya terkait dengan akun yang sesuai dalam buku besar. Misal: sebagai akun konsumsi material.
2. Good issue : karena akun buku besar umum terpengaruh, dokumen FI dibuat untuk mencatat data akutansi keuangan.
3. Confirmations : akan ada konfirmasi yang berhubungan dengan pekerjaan produksi soal siapa yang menyelesaikan dan pekerjaan apa saja yang telah diselesaikan perusahaan tentu akan memberikan gaji pada pekerja.
4. Good receipt : tanda terima akan menunjukkan biaya yang dikeluarkan untuk penyimpanan, tergantung produknya. Menyesuaikan juga supaya jumlah barang sesuai dengan yang direncanakan.
5. Completion : menunjukkan keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk tahap produksi.
Tuesday, March 5, 2019
Proses perencanaan material
Dalam proses perencanaan material ada beberapa yang difokuskan.
1. Material apa saja yang dibutuhkan?
2. Berapa banyak material yang dibutuhkan?
3. Kapan material itu dibutuhkan?
Ketiga pertanyaan ini akan secara akurat menjawab persoalan yang menghasilkan inefisiensi, kehilangan pendapatan, dan ketidakpuasaan pelanggan. Tujuan utama dari proses perencanaan material adalah menyeimbangkan permintaan bahan dengan stock bahan sehingga jumlah bahan yang diinginkan tersedia saat dibutuhkan.
Proses yang ada pada perencanaan material adalah sebagai berikut.
1. Sales and Operations Planning
Pada tahap ini pendapatan strategis dan tujuan penjualan digunakan untuk membuat rencana operasi tertentu.
2. Demand Management
Menerjemahkan rencana-rencana operasi pada tahap sebelumnya untuk persyaratan dari masing-masing bahan. Bahan-bahan yang dibahas adalah seputar berapa banyak bahan yang dibutuhkan dan kapan barang atau bahan dibutuhkan.
3. Material Requirement Planning (MRP)
Disini proposal pengadaan akhir untuk semua bahan dihasilkan.
- MRP 1 : mendefinisikan strategi perencanaan keseluruhan yang digunakan untuk mengetahui berapa banyak material yang harus diproduksi perusahaan.
- MRP 2 : mengidentifikasi waktu yang digunakan sistem untuk penjadwalan dan menyampaikan data yang digunakan sistem untuk menentukan bagaimana cara mendapatkan bahan.
- MRP 3 : mengidentifikasi strategi yang akan digunakan oleh sistem untuk menghitung jumlah material yang tersedia dan memnentukan bagaimana material akan diproduksi.
- MRP 4 : berisi data yang akan digunakan sistem untuk memilih BOM yang benar.
Procurement Type
Hasil dari proses ini adalah menghasilkan satu atau lebih proposal pengadaan yang dapat mempengaruhi dan memicu adanya proses produksi. Jenis pengadaan menunjukkan apakah produksi bahan itu internal (diproduksi sendiri oleh pabrik/perusahaan), eksternal, atau keduanya. Biasanya yang eskternal itu barang dagangan atau bahan baku yang digunakan dibeli dari vendor.
Ada beberapa teknik untuk mengontrol produksi yang digunakan dalam perencanaan material.
- Consumption based planning : ada dua jenis yaitu forecast based planning dan time phased planning. Perbedaannya pada forecast based planning menggunakan data historis untuk memprediksi konsumsi di masa yang akan datang sedangkan pada time phased planning biasanya terjadi pada kasus saat vendor hanya memberikan barang pada hari-hari tertentu dalam seminggu.
- Material requirement planning : terbagi menjadi dependent requirement dan independent requirement. Misalnya saat ingin membuat sepeda diperlukan ban, jok, dan rantai sepeda. Itu yang dinamakan dependent requirement. Sepeda dan barang jadi lainnya yang dinamakan independent requirement.
- Master production scheduling : variasi untuk MRP yang fokus secara ekslusif pada persyaratan. Biasanya untuk barang jadi dan untuk memastikan kapasitasnya ada.
Referensi:
Saturday, February 16, 2019
Proses Manajemen Inventarisasi dan Gudang
Disini saya akan membahas pertanyaan seputar proses manajemen inventarisasi dan gudang.
Sebelum menjawab beberapa pertanyaan yang lebih dalam mengenai proses manajemen inventarisasi dan gudang. Saya akan memberikan penjelasan sedikit mengenai pengertian dari proses manajemen inventarisasi dan gudang ini. Jadi pengertian dari proses manajemen inventarisasi dan gudang merupakan proses-proses yang kompleks dalam perusahaan biasanya dalam usaha retail. Pada perusahaan-perusahaan yang besar biasanya barang atau stok diletakkan terlebihn dahulu di area penerimaan gudang dalam bentuk yang masih baku lalu kemudian dipindahkan ke dalam rak atau penyimpanan stok. Namun pada perusahaan yang relatif masih kecil barang akan diletakkan langsung dalam rak atau tempat penyimpanan stok.
Pertanyaan pertama yang akan saya bahas adalah mengenai perbedaan dari one-step dan two-step stock transfer. Perbedaannya adalah sebagai berikut.
a. Jumlah step.
Pada one-step stock transfer akan dijalankan dua tugas yaitu masalah dan penerimaannya (receipt) sebagai satu step. Sedangkan prosedur dalam two-step stock transfer ini diselesaikan dalam langkah yang terpisah-pisah.
b. Jumlah dokumen material yang dibuat.
Dalam one-step stock transfer hanya satu dokumen material yang dibuat dan dalam two-step stock transfer akan ada dua dokumen material yang dibuat.
c. Nilai material.
Nilai material di pabrik penerima sama dengan nilai pabrik pemasuk dalam one-step stock transfer, tetapi mungkin berbeda dengan two-step stock transfer.
d. Status dari stok.
Stok dari pabrik yang menerbitkan akan berkurang sedangkan stok dari penerima akan bertambah. Hal ini terjadi pada one-step stock transfer. Dalam two-step stock transfer bahan akan diletakkan pada status persediaan "in-transit" di lokasi penerima karena bahan tidak langsung tiba di lokasi tujuan. Kemudian, ketika barang diterima secara fisik di lokasi tujuan, langkah kedua atau proses tanda terima akan mengubah status barang dari "in-transit" menjadi pengunaan yang tidak dibatasi atau tidak dikenal.
e. Pengunaan
Ketika kedua lokasi dekat satu sama lain dan tidak ada tanda waktu yang signifikan antara masalah dan penerimaan, prosesdur one-step adalah pilihan yang tepat untuk digunakan. Tetapi apabila kedua lokasi tidak berdekatan satu sama lain dan memiliki jeda waktu antara penerbitan dan penerimaan yang jauhnya signifikan maka two-step stock transfer adalah prosedur yang tepat untuk digunakan perusahaan.
Selanjutnya, saya akan menjelaskan perbedaan antara pengunaan pesanan transportasi stok tanpa pengiriman, dengan pengiriman, dan dengan pengiriman dan penagihan dari berbagai sisi.
a. Prosedur one-step dan two-step.
Untuk pesanan transportasi stok (STO) tanpa pengiriman hanya bisa menggunakan prosedur two-step. Sedangkan untuk STO dengan pengiriman dan dengan pengiriman serta penagihan dapat menggunakan prosedur one-step maupun two-step.
b. Harga
Harga pembelian dimasukkan kedalam STO berdasarkan kondisi dari harga dan informasi dari catatan untuk STO dengan pengiriman dan penagihan. Lain halnya dengan dua jenis STO lainnya.
c. Mode persediaan.
Dalam STO dengan pengiriman dan penagihan, bahan-bahan diklasifikasikan sebagai "in-transit" di pabrik penerima sampai bahan dicek benar-benar sudah diterima lalu setelah itu status bahan diubah menjadi tidak terbatasi. Untuk dua jenis STO lainnya bahan-bahan diklasifikasi sebagai "transit" dan kemudian diubah menjadi tidak terbatasi.
d. Penilaian
Dalam STO dengan pengiriman dan penagihan, penilaian didasarkan atas harga pembelian di STO. Sedangkan untuk STO dengan dan tanpa pengiriman, penilaian didasarkan atas harga dari pabrik pengirim.
e. Langkah penagihan
Untuk langkah penagihan di pabrik pengirim dan langkah verifikasi faktur di pabrik penerima hanya ada pada STO dengan pengiriman dan penagihan.
f. Langkah pengiriman
Langkah pengiriman hanya ada pada STO dengan pengiriman dan langkah pengiriman dan penagihan.
Referensi:
Tuesday, February 12, 2019
Proses Produksi Dalam Perusahaan
Untuk mengenal lebih dalam mengenai proses produksi dalam perusahaan, kita perlu terlebih dahulu mengenal pengertian dari apa itu proses dan apa itu produksi. Menurut KBBI, proses artinya runtutan perubahan dalam perkembangan sesuatu. Produksi artinya proses mengeluarkan hasil atau produk. Jadi, proses produksi adalah kegiatan yang membutuhkan waktu untuk menghasilkan barang atau jasa dengan menggunakan alat-alat pendukung seperti mesin, tenaga kerja, bahan baku, dan lain lain.
Dalam proses produksi tentunya banyak langkah-langkah yang perlu diperhatikan perusahaan agar barang atau jasa yang dihasilkan itu mempunyai nilai yang baik. Baik dalam segi kualitas maupun juga fungsi yang didapat dari hasil produksi tersebut. Perusahaan memerlukan strategi manufaktur yang berbeda sesuai dengan jenis produk yang ingin diproduksi dan model bisnis apa yang ditawarkan oleh perusahaan sehingga menguntungkan perusahaan. Ada 2 strategi yang paling sering digunakan oleh perusahaan yaitu make to stock dan make to order. Baik make to stock maupun make to order mempunyai karateristiknya masing-masing. Make to stock adalah suatu proses membuat produk akhir untuk disimpan dan kebutuhan untuk konsumen akan diambil dari persediaan yang ada di gudang. Cirinya adalah jadwal produksi diatur oleh perkiraan permintaan, menyimpan produk jadi, bagian sales harus menjual berdasarkan porsi dari persediaan yang belum terikat dengan order. Selain itu juga tingkat persediaan tergantung pada waktu respon permintaan dari pelanggan. Sistem produksi didasarkan pada order yang akan datang bukan pada order sekarang. Contoh produknya adalah makanan dan minuman. Make to order adalah sebuah strategi produksi yang biasanya memungkinkan konsumen untuk membeli produk yang disesuaikan dengan spesifikasi konsumen. Contoh produknya adalah bisnis komputer bermerk DELL.
Jenis proses produksi yang paling umum adalah diskrit, berulang, dan proses manufaktur. Dalam proses manufaktur yang berulang dan diskrit, setiap unit yang diproduksi berbeda dengan unit yang lain. Dalam pembuatan berulang, bahan yang sama diproduksi berulang kali selama periode waktu dengan kecepatan pengerjaan relatif konstan. Dalam pembuatan diskrit, perusahaan memproduksi bahan yang berbeda dari waktu ke waktu dalam satu batch. Perlu diketahui juga dalam proses manufaktur pada produksi bahan lebih sering diukur dalam volume seperti liter, galon atau barel daripada dalam satuan unit individu. Dalam proses pembuatan bahan, komponen tidak dapat diidentifikasi karena mereka tercampur bersama dengan produk akhir.
Proses produksi terdiri dari 8 langkah yaitu permintaan produksi, otorisasi produksi, rilis pesanan produksi, bahan baku dan masalah barang setengah jadi, produksi, konfirmasi produksi, penerimaan barang jadi, dan penyelesaian pesanan. Setiap dari langkah-langkah ini dipengaruhi oleh banyak faktor bak dari dalam maupun dari luar proses produksi. Data master utama untuk proses produksi tercantum dalam daftar pusat kerja bahan dan rute dari produk. BOM mengidentifikasi bahan baku dan barang setengah jadi yang dibutuhkan untuk memproduksi satu atau lebih unit barang jadi. BOM juga berisi informasi terperinci mengenai barang jadi serta masing-masing bahan yang diperlukan dalam proses produksi.
Jenis proses produksi yang paling umum adalah diskrit, berulang, dan proses manufaktur. Dalam proses manufaktur yang berulang dan diskrit, setiap unit yang diproduksi berbeda dengan unit yang lain. Dalam pembuatan berulang, bahan yang sama diproduksi berulang kali selama periode waktu dengan kecepatan pengerjaan relatif konstan. Dalam pembuatan diskrit, perusahaan memproduksi bahan yang berbeda dari waktu ke waktu dalam satu batch. Perlu diketahui juga dalam proses manufaktur pada produksi bahan lebih sering diukur dalam volume seperti liter, galon atau barel daripada dalam satuan unit individu. Dalam proses pembuatan bahan, komponen tidak dapat diidentifikasi karena mereka tercampur bersama dengan produk akhir.
Proses produksi terdiri dari 8 langkah yaitu permintaan produksi, otorisasi produksi, rilis pesanan produksi, bahan baku dan masalah barang setengah jadi, produksi, konfirmasi produksi, penerimaan barang jadi, dan penyelesaian pesanan. Setiap dari langkah-langkah ini dipengaruhi oleh banyak faktor bak dari dalam maupun dari luar proses produksi. Data master utama untuk proses produksi tercantum dalam daftar pusat kerja bahan dan rute dari produk. BOM mengidentifikasi bahan baku dan barang setengah jadi yang dibutuhkan untuk memproduksi satu atau lebih unit barang jadi. BOM juga berisi informasi terperinci mengenai barang jadi serta masing-masing bahan yang diperlukan dalam proses produksi.
Referensi:
Saturday, February 2, 2019
Mengenal lebih lanjut mengenai proses pemenuhan dalam perusahaan
Pertama- tama saya akan membahas struktur dan beberapa istilah yang digunakan dalam kegiatan pemenuhan yang ada dalam perusahaan.
Yang pertama ada yang dinamakan dengan sales order. Sales order merupakan dokumen internal yang berisi informasi yang diperlukan untuk mengisi apa saja yang dipesan oleh pelanggan dalam bentuk yang telah terstandarisasi. Dokumen ini berisi konfirmasi yang dikirim pelanggan sebelum memberikan barang atau jasa. Dokumen ini dibuat setelah penawaran diterima oleh calon pelanggan.
Struktur yang ada dalam sales order biasanya yaitu ada nomor pesanan dimana nomor pesanan ini ditentukan otomatis oleh sistem sesuai dengan urutan pemesanan. Selanjutnya ada tanggal pesanan, term atau yang dimaksud dengan jangka waktu pembayaran, nama pelanggan, salesman atau pihak yang terkait dengan proses pemenuhan, lokasi, alamat penagihan dan pengiriman, tanggal pengiriman, mata uang, diskon menggunakan, barang atau jasa yang akan ditawarkan ke pelanggan, lalu juga deksripsi mengenai barang atau jasa tersebut. Kuantitas dan satuan dari barang juga perlu dicantumkan. Tidak lupa juga perlu dicantumkan harga dan lampiran supaya perincian barang atau jasa yang diperlukan lebih jelas.
Berikutnya ada delivery document. Dokumen ini merupakan dokumen yang mengidentifikasi bahan mana yang akan dikirim ke mitra usaha dan dari pabrik mana. Pada umumnya, delivery document memberikan instruksi pengiriman untuk pesanan atau jumlah barang yang akan dikirim. Fungsi lainnya juga untuk mengalihkan kepemilikan produk kepada pelanggan. Beberapa juga diperuntukkan untuk menentukan harga produk dan biaya tambahan. Struktur yang wajib ada dalam delivery document yaitu nomor surat, nama dan jumlah barang, keterangan dari barang, nomor order dan yang terpenting tanda tangan penerima, pengirim, dan pihak ekspedisi.
Ada juga yang dinamakan billing document. Billing document ini adalah untuk membuat berbagai dokumen seperti faktur untuk produk atau untuk layanan serta untuk catatan debit kredit. Tujuan dari langkah ini juga untuk membatalkan dokumen yang dibuat sebelumnya. Tagihan dapat didasarkan pada pengiriman yang telah dikirim ke pelanggan atau pada pesanan yang belum dikirim. Langkah ini menggunakan organizational data, master data, dan transaction data dari langkah-langkah pada proses sebelumnya. Strukturnya ada header dan items. Dalam header berisi nama pelanggan, status, tanggal, jenis pengiriman dan pembayaran, serta harga. Selanjutnya pada items berisi informasi detail tentang produk yang perlu dibayar.
Dalam proses pemenuhan juga dibahas tentang hubungan antar kunci-kunci elemen dalam proses pemenuhannya.
a. Hubungan antara quotations dan sales orders.
Dua quotations dapat digunakan untuk membuat satu sales order dan satu quotations dapat digunakan untuk membuat dua sales order (dengan perbedaan kebutuhan).
b. Hubungan antara sales orders dan deliveries.
Dua sales orders dapat digabungkan menjadi satu pengiriman (dengan karakteristik yang sama) dan juga bisa membagi satu sales orders kedalam dua pengiriman saat mengirim ke wilayah geografis yang berbeda.
c. Hubungan antara deliveries dan transfer requirements.
Dua pesanan pengiriman dapat digabungkan kedalam satu pesanan transfer (pengelompokkan pesanan sesuai area tertentu). Satu pengiriman dapat menghasilkan dua pesanan transfer.
d. Hubungan antara deliveries dan billing documents.
Beberapa pengiriman dapat digabungkan dalam satu billing documents. Proses ini hanya dapat digunakan saat pengiriman memiliki karakteristik yang sama sehubungan dengan pembayar, tanggal penagihan, dan lokasi tujuan. Sebaliknya satu pengiriman dapat menghasilkan banyak faktur. Proses yang ini terjadi ketika ketentuan pembayaran untuk barang-barang dalam pengiriman berbeda.
Dua quotations dapat digunakan untuk membuat satu sales order dan satu quotations dapat digunakan untuk membuat dua sales order (dengan perbedaan kebutuhan).
b. Hubungan antara sales orders dan deliveries.
Dua sales orders dapat digabungkan menjadi satu pengiriman (dengan karakteristik yang sama) dan juga bisa membagi satu sales orders kedalam dua pengiriman saat mengirim ke wilayah geografis yang berbeda.
c. Hubungan antara deliveries dan transfer requirements.
Dua pesanan pengiriman dapat digabungkan kedalam satu pesanan transfer (pengelompokkan pesanan sesuai area tertentu). Satu pengiriman dapat menghasilkan dua pesanan transfer.
d. Hubungan antara deliveries dan billing documents.
Beberapa pengiriman dapat digabungkan dalam satu billing documents. Proses ini hanya dapat digunakan saat pengiriman memiliki karakteristik yang sama sehubungan dengan pembayar, tanggal penagihan, dan lokasi tujuan. Sebaliknya satu pengiriman dapat menghasilkan banyak faktur. Proses yang ini terjadi ketika ketentuan pembayaran untuk barang-barang dalam pengiriman berbeda.
Referensi:
Subscribe to:
Posts (Atom)